Ada Yang Menuding Pansel Calon Sekda Bermain, Ini Tanggapan Andi Philip

Panitia Seleksi Calon Sekretaris Daerah Kabupaten Bulukumba telah mengumumkaan tiga nama berdasarkan akumulasi nilai dan peringkat. Ketiganya adalah Ali Saleng, Andi Umrah Aswani dam Ramlan Hamid
SULSELNEWS | BULUKUMBA - Panitia Seleksi Calon Sekretaris Daerah Kabupaten Bulukumba telah mengumumkaan tiga nama berdasarkan akumulasi nilai dan peringkat.
Ketiganya adalah Ali Saleng, Andi Umrah Aswani dam Ramlan Hamid. Dari 3 nama tersebut Ali Saleng berada pada posisi pertama dengan perolehan nilai 88,86, Umrah Aswani di posisi kedua dengan nilai 84,92, dan Ramlan Hamid memperoleh nilai 84,73.
Meski telah diumumkan dengan disertakan hasil akumulasi scoring penilaian, namun Panitia Seleksi yang diketuai Prof Aminuddin Ilmar masih saja dianggap tidak bekerja maksimal. Bahkan ada yang menuding Pansel bermain dalam seleksi tersebut.
Hal itu diutarakan mantan Ketua DPRD Bulukumba, H. Andi Hamzah Pangki. Kepada Radar Selatan, Hamzah Pangki mengungkapkan, ia mengendus adanya intervensi yang dilakukan pansel dengan cara mendongkrak nilai peserta seleksi yang rendah sehingga masuk tiga besar.
“Pansel tidak kerja proporsional. Ada yang tinggi rekam jejaknya justru jatuh. Contoh eselon II sudah 9 kali dan golongan 4 D, tapi nilainya rendah. Masa kalah dengan yang baru satu kali eselon II yang baru 3 tahun. Ada juga sudah 6-7 tahun eselon II dan dapat penghargaan 2 kali nasional,” bebernya Rabu 20 Oktober 2021.
Sayangnya, Hamzah Pangki ketika dimintai nama yang dimaksud, enggan membeberkannya. Sebab dia mengaku hal itu diketahui Pansel sendiri.
“Jadi yang didongkrak itu yang masuk tiga besar. Kalau Pak Ali wajar-wajar lah, yang saya maksud dua orang lainnya itu. Kalau dibandingkan dengan yang tidak masuk tiga besar itu patut dipertanyakan. Diantara 3 itu 2 orang yang didongkrak nilainya. Nomor dua dan tiga melebihi nilai senior eselon,” bebernya lagi.
Hal lain yang ia soroti adalah, terkait persyaratan makalah. Menurutnya, ada calon sekda yang cuma mengerjakan dengan 4 lembar saja makalah. Padahal yang dipersyaratkan yakni 8 lembar.
“Itu semua yang diakal-akali untuk didongkrak nilainya. Jadi pansel tidak profesional karena tidak sesuai yang dipersyaratkan. Saya duga ada permainan oleh Pansel,” tambahnya.
Terakhir, mantan Kandidat Bupati Bulukumba ini, berharap proses seleksi tidak hanya sebatas formalitas saja yang pada akhirnya juga dipenuhi permainan.
Apalagi jabatan Sekda adalah pamong bagi seluruh ASN di Bulukumba. Dimana figur nantinya benar-benar haruslah birokrat tulen dengan segala pengalaman memimpin OPD dan jenjang kepangkatan.
“Jadi sesuai rekam jejak lah. Tentu pansel lebih tahu karena dia yang seleksi. Tapi kalau cuma nama saja pansel tapi tetap diatur nilainya sama saja bohong. Padahal ya bupati selalu bicara profesional tapi dia ingkari sendiri. Tidak ada gunanya seleksi terbuka. Langsung saja ditentukan atas keinginan bupati,” paparnya.
Terpisah, salah satu Tim Seleksi Sekda, Dr Andi Irwan Nur yang dimintai tanggapan, enggan berkomentar banyak.
“Tidak perlu kami menanggapi, itu semua cuma asumsi. Kalau mau fakta silahkan ke sekretariat lihat data-data hasil assesmentnya,” singkatnya.
Sementara, mantan anggota DPRD Bulukumba, Andi Patawari atau akrab disapa Philips angkat bicara soal keraguan sejumlah pihak terhadap seleksi pansel.
Menurutnya, terbentuknya Pansel malah membuat proses seleksi Sekda semakin profesional, bukan sebaliknya. Apalagi Pansel diketuai figur seperti Prof Aminuddin Ilmar yang merupakan guru besar Unhas dengan rekam jejak yang baik.
“Tidak beralasan juga kalau ada yang menuding Pansel bermain. Kepentingannya apa dengan Pansel. Mereka malah mencari SDM yang benar-benar paripurna untuk menjadi seorang Sekda,” ujarnya kepada sigapnews, Kamis.
Sementara Rosmiaty Azis, aktivis Koalisi Perempuan Indonesia di Makassar memuji kerja Pansel yang tidak menafikan kemampuan figur perempuan.
“Kita harus mengapresiasi karena sangat jarang ada figur perempuan yang bersedia ikut dalam proses seleksi yang ketat. Dan Pansel telah meloloskan tiga nama di mana di dalamnya ada representasi perempuan yang memang memiliki kemampuan untuk itu,” terangnya.®
Editor :Firman Syam